Pada saat
peristiwa Fathu Makkah (penaklukkan Mekkah oleh pasukan kaum muslimin dibawah
pimpinan Rasulullah SAW), ada seseorang di Mekkah yang berniat membunuh Rasulullah.
Orang ini bernama Fadhalah bin Umair al-Laitsi. Dia bermaksud membunuh Nabi
Muhammad SAW ketika beliau sedang thawaf di Ka’bah.
Untuk
melancarkan niatnya itu, Fadhalah mencoba mendekat ke Rasul yang sedang thawaf.
Ketika mendekat, tiba-tiba Rasulullah SAW menegurnya, “Apakah ini Fadhalah?”
“Ya, saya
Fadhalah wahai Rasulullah SAW” jawab Fadhalah.
“Apa yang
sedang kau pikirkan?” tanya Rasulullah SAW.
“Tidak
memikirkan apa-apa. Aku sedang teringat Allah kok” jawab Fadhalah.
Mendengar
jawaban Fadhalah itu, Rasulullah SAW tersenyum dan berkata, “Mohonlah ampun
kepada Allah…”
Kemudian
Nabi SAW meletakkan tangannya di atas dada Fadhalah sehingga hatinya menjadi
tenang.
Dari
peristiwa itu, Fadhalah mengatakan “Begitu beliau melepaskan tangannya dari
dadaku, aku merasa tak seorang pun yang lebih aku cintai daripada Beliau.”
Setelah
peristiwa itu menimpa Fadhalah, dia tidak jadi membunuh Rasulullah SAW dan
segera pulang ke rumah. Ketika pulang ke rumah, dia melewati seorang wanita
yang pernah dicintainya. Wanita itu memanggil dan mengajaknya berbicara. Tapi
kemudian dari mulut Fadhalah keluar untaian bait-bait ini:
Dia berkata:
Marilah kita ngobrol!
Tidak, jawabku.
Allah dan Islam telah melarangku
Aku baru saja melihat Muhammad
Di hari penaklukan, hari dihancurkannya semua berhala
Agama Allah itu sangat jelas dan nyata
Sedang kemusyrikan adalah kegelapan
Tidak, jawabku.
Allah dan Islam telah melarangku
Aku baru saja melihat Muhammad
Di hari penaklukan, hari dihancurkannya semua berhala
Agama Allah itu sangat jelas dan nyata
Sedang kemusyrikan adalah kegelapan
Fadhalah
jatuh cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Fadhalah jatuh cinta kepada Islam…. []
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2009/11/09/4654/fadhalah-jatuh-cinta/#ixzz2fKaM2oxR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar