Setelah Musa menetap di Madyan kurang lebih 10
tahun, hatinya mulai rindu dengan kampung halamannya, maka Ia pun berazam
kembali ke negeri Mesir bersama keluarganya dan anak-anaknya. Di tengah
perjalanan dan di tengah kegelapan malam yang dingin, sementara isterinya dalam
keadaan hamil tua dan lemah fisiknya. Nabi Musa merasa bingung menghadapi hal
ini, pandangannya menerawang ke atas langit berharap ada sesuatu yang dapat
mengeluarkannya dari lingkaran kebingungannya, kemudia Ia melihat disamping
bukit ada secercah cahaya yang disangkanya api :
9. Apakah Telah sampai kepadamu kisah Musa?
10. Ketika ia melihat api, lalu berkatalah ia
kepada keluarganya: "Tinggallah kamu (di sini), Sesungguhnya Aku melihat
api, Mudah-mudahan Aku dapat membawa sedikit daripadanya kepadamu atau Aku akan
mendapat petunjuk di tempat api itu".
11. Maka ketika ia datang ke tempat api itu ia
dipanggil: "Hai Musa.
12. Sesungguhnya Aku inilah Tuhanmu, Maka
tanggalkanlah kedua terompahmu; Sesungguhnya kamu berada dilembah yang suci,
Thuwa.
13. Dan Aku Telah memilih kamu, Maka dengarkanlah
apa yang akan diwahyukan (kepadamu).
14. Sesungguhnya Aku Ini adalah Allah, tidak ada
Tuhan (yang hak) selain aku, Maka sembahlah Aku dan Dirikanlah shalat untuk
mengingat Aku.
15. Segungguhnya hari kiamat itu akan datang Aku
merahasiakan (waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang
ia usahakan.
Tatkala Musa sampai ke dekat bukit Tur, Ia melihat
secercah cahaya nan agung membentang dari atas langit hingga ke ujung pohon yang agung, Musa langsung bingung dan
dipenuhi rasa takut, lalu Ia mendengar Allah berfirman seraya memerintahkannya
untuk melepas sandalnya kemudian masuk ke satu lembah yang disucikan, sehingga
kertika mendekati bukit Tur, Allah SWT akan mengajaknya berbicara dan
menjadikannya sebagai Rasul yang kelaka akan diutus menghadap Fir’aun untuk
menyampaikan risalah-NYA, sebagaimana yang telah dijelaskan pada ayat tersebut
di atas.
Demikialah Musa diangkat kebnabiannya dan di ajak
berbicara langsung oleh Tuhannya di dekat bukit Tur atau yang disebut dengan
Tursina. Allah menurunkan kepadanya sebuah firman yang menunjukan kebenaran
kenabiannya yaitu sebuah Mukjizat yang muncuk dari tongkat dan kedua belah
tangannya, kemudian memerintahkannya untuk pergi menghadap Fir’aun dan
mendakwahkannya je jalan Allah SWT. Lalu Musa meminta kepada Tuhannya untuk
mengutus saudaranya Harun untuk menjadi pendampingnya dalam menyampaiukan
risalah, sebagaimana Allah SWT berfirman :
34. Dan saudaraku Harun dia lebih fasih lidahnya
daripadaku[1123], Maka utuslah dia bersamaku sebagai pembantuku untuk
membenarkan (perkata- an)ku; Sesungguhnya Aku khawatir mereka akan
mendustakanku".
35. Allah berfirman: "Kami akan membantumu
dengan saudaramu, dan kami berikan kepadamu berdua kekuasaan yang besar, Maka
mereka tidak dapat mencapaimu; (berangkatlah kamu berdua) dengan membawa
mukjizat kami, kamu berdua dan orang yang mengikuti kamulah yang akan menang.
[1123] nabi Musa a.s. selain merasa takut kepada
Fir'aun juga merasa dirinya kurang lancar berbicara menghadapi Fir'aun. Maka
dimohonkannya agar Allah mengutus Harun a.s. bersamanya, yang lebih petah
lidahnya.
Sebagian ahli tafsir berkata : Tatkala Musa menuju
ke arah api tersebut Ia menyeru Tuhannya di sebuah lembah yang disucikan yang
disebut Tuwa, maka Allah menyuruhnya untuk melepas sandalnya untuk mngagungkan
dan memuliakan tempat yang diberkahi, kemudian memerintahkannya untuk
melemparkan apa yang ada di tangan
kanannya, lalu berubah menjadi ular yang
melata. Kemudian dipertahkannya lagu untuk memasukan tangannya ke dalam sakunya
dan mengeluarkannya kembali, maka tiba-tiba memancar darinya secercah cahaya
seperti cahaya matahari.
MUSA MEMASUKI MESIR DAN MENDAKWAHKAN FIR’AUN UNTUK
BERIMAN KEPADA ALLAH SWT.
Setelah diajak berbicara langsung oleh Allah SWT,
Musa berjalan bersama keluarganya menuju Mesir dan tiba di sana pada malam harinya. Kemudian Allah
mewahyukan kepada saudaranya Harun memberikan kabar gembira dengan kedatangan
saudaranya Musa, dan membertahukannya bahwa Ia daiangkat menjadi wazirnya
(pendamping) untuk menghadapi Fir’aun. Maka berangkatlah Musa bersama Harun
untuk menemui Fir’aun, sesampainya di sana
Musa meminta kepada penjaga pintu agar mengijinkannya masuk, lalu penjaga pitu
itu berkata : “Apa yang harus aku katakan kepada Fir’aun?”, “katakan kepadanya
telah datang menghadap baginda seorang utusan Tuhan semesta alam” jawab Musa
tegas. Penjaga itupun terperanjat dengan jawaban tersebut lalau bergegas masuk
menghadap Fir’aun seraya berkata : “Sesungguhnya di depan pintu ada orang gila
yang mengaku bahwa dirinya adalah utusan Tuhan semesta alam”, “suruh dia masuk”
jawab Fir’aun.
Maka masuklah Musa bersama Harun menghadap Fir’aun dan langsung mengajaknya
kepada Allah dan menyampaikan risalah Tuhan-NYA. Akan tetapi Fir’aun melecehkan
dan memperolok-oloknya seraya berkata : “Apakah ada Tuhan selain Aku”. Kemudian
Fir’aun sadar bahwa yang dihadapannya adalah Musa tang dahulu pernah dibesarkan
di istananya lalu Fir’aun berkata kepadanya sebagaiman yang digambarkan dalam firman
Allah SWT :
18. Fir'aun menjawab:
"Bukankah kami Telah mengasuhmu di antara (keluarga) kami, waktu kamu
masih kanak-kanak dan kamu tinggal bersama kami beberapa tahun dari
umurmu[1078].
19. Dan kamu Telah berbuat suatu perbuatan yang
Telah kamu lakukan itu[1079] dan kamu termasuk golongan orang-orang yang tidak
membalas guna.
20. Berkata Musa: "Aku Telah melakukannya,
sedang Aku di waktu itu termasuk orang-orang yang khilaf.
21. Lalu Aku lari meninggalkan kamu ketika Aku
takut kepadamu, Kemudian Tuhanku memberikan kepadaku ilmu serta dia
menjadikanku salah seorang di antara rasul-rasul.
22. Budi yang kamu limpahkan kepadaku itu adalah
(disebabkan) kamu Telah memperbudak Bani Israil".
23. Fir'aun bertanya: "Siapa
Tuhan semesta alam itu?"
24. Musa menjawab: "Tuhan
Pencipta langit dan bumi dan apa-apa yang di antara keduanya (Itulah Tuhanmu),
jika kamu sekalian (orang-orang) mempercayai-Nya".
[1078] nabi Musa a.s. tinggal
bersama Fir'aun kurang lebih 18 tahun, sejak kecil.
[1079] Maksudnya: ialah perbuatan
nabi Musa a.s. membunuh orang Qibti. selanjutnya lihat surat Al Qashash ayat
15.
MUSA
DAN TUKANG SIHIR FIR’AUN
Musa
terus menjelaskan kepadanya risalah Tuhan-NYA, meskipun Fir’aun juga terus
mengintimidasinya dan mengancamnya dengan oenjara dan siksaan. Kemudian Musa
berkata kepada Fir’aun : “Bagaimana seandainya aku datangkan kepadamu sesuatu
yang nyata?”, “Apa yang ada padamu?” tantang Fir’aun. Lalu Musa melemparkan tongkatnya, tiba-tiba tongkat
tersebut beribah menjadi ular, dan Ia masukan tanganyya ke dlam dadanya dan
dikeluarkannya kembali, tiba-tiba secercah cahaya selaksa cahaya matahari
memancar dari tangannya. Fir’aunpun terkejut lalu Ia segera memanggil
hulubalangnya, dan mereka mengusulkan agar Fir’aun segera mendatangkan tukang-tukang
sihirnya untuk menghadapi Musa yang dianggapnya melakukan semua itu karena
sihir belaka.
Tatkala
para tukang sihir telah berkumpul, maka Fir’aun segera memerintahknanya untuk
mengalahkan sihir Nabi Musa dengan menjanjikan mereka harta dan pangkat, serta
dijadikan sebagai orang-orang dekatnya, bila mereka dapat mengalahkan Musa.
Dengan smbongnya para tukang sihir tersebut seraya menantang Musa siapa yang
memulai terlebih dahulu, sebagaiman dijelaskan dalam firman Allah :
115. Ahli-ahli sihir berkata:
"Hai Musa, Kamukah yang akan melemparkan lebih dahulu, ataukah kami yang
akan melemparkan?"
116. Musa menjawab:
"Lemparkanlah (lebih dahulu)!" Maka tatkala mereka melemparkan,
mereka menyulap mata orang dan menjadikan orang banyak itu takut, serta mereka
mendatangkan sihir yang besar (mena'jubkan).
117. Dan kami wahyukan kepada
Musa: "Lemparkanlah tongkatmu!". Maka sekonyong-konyong tongkat itu
menelan apa yang mereka sulapkan.
118. Karena itu nyatalah yang
benar dan batallah yang selalu mereka kerjakan.
119. Maka mereka kalah di tempat
itu dan jadilah mereka orang-orang yang hina.
120. Dan ahli-ahli sihir itu
serta merta meniarapkan diri dengan bersujud[554].
[554] mereka terus bersujud kepada Allah Karena
meyakini kebenaran seruan nabi Musa a.s. dan bukan ia ahli sihir sebagai yang
mereka duga semula.
Tukang
sihir Fir’aun mulai melemparkan tali dan tongkat mereka, lalu dengan pongahnya
mereka berkata : }بعزة فرعون إنا لنحن الغالبون{, Musa melihat
tali dan tongkat yang mereka lemparkan berubah menjadi ular, Iapun terkejut dan
takut, tetapi Allah meneguhkan hatinya dan mewahyukannya untuk segera
melemparkan tongkatnya yang berubah menjadi ular besar dan memalkan ular-ular
tukang sihir tersebut, sebagaimana digambarkan dalam firman Allah SWT :
67. Maka Musa merasa takut dalam hatinya.
68. Kami berkata: "Janganlah
kamu takut, Sesungguhnya kamulah yang paling unggul (menang).
69. Dan lemparkanlah apa yang ada
ditangan kananmu, niscaya ia akan menelan apa yang mereka perbuat.
"Sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya tukang sihir
(belaka). dan tidak akan menang tukang sihir itu, dari mana saja ia
datang".
Seketika itu juga tukang sihir Fir’aun beriman
dan sujud kepada Allah SWT, mereka menyatakan ke-Esaan Allah, mereka yakin
bahwa apa dilakukan Musa bukanlah sihir, tipuan atau hipnotis, tetapi semua itu
adalah tanda-tanda kebesaran Allah SWT yang ditampakan melalui tangan Musa AS,
sebagi bukti kebenarannyam dan mereka menyadari bahwa semua itu diluar
kemampuan manusia dan kuasanya, akan tetapi kekauatan Allah SWT Yang Maha Kuasa
menciptakan keajaiban, karena itu merekapun langsung tersungkur sujud kepada
Allah seraya berkata : }آمنا برب العالمين رب موسى وهارون{. Fir’aunpun
menyadari tidak dapat menundukan Musa, akan tetapi Musalah yang telah
menundukannya, namun Fir’aun ingin menutupi kekalahanya dan mengembalikan
wibawanya dengan menekan para tukang sihirnya seraya berkata :
71. Berkata Fir'aun: "Apakah kamu Telah
beriman kepadanya (Musa) sebelum Aku memberi izin kepadamu sekalian.
Sesungguhnya ia adalah pemimpinmu yang mengajarkan sihir kepadamu sekalian.
Maka Sesungguhnya Aku akan memotong tangan dan kaki kamu sekalian dengan
bersilang secara bertimbal balik[931], dan Sesungguhnya Aku akan menyalib kamu
sekalian pada pangkal pohon kurma dan Sesungguhnya kamu akan mengetahui siapa
di antara kita yang lebih pedih dan lebih kekal siksanya".
[931] Maksudnya: tangan kanan dan
kaki kiri dan sebaliknya.
Fir’aun telah mengancam para tukang sihirnya
dengan eksekusi di tiang salib, dan mengamputasi tangan dan kakinya secara
silang, serta menuduh mereka telah bersekongkol (konspirasi) dengan Musa,
Padahal Ia sendiri tahu tidak pernah
kenal dengan tukang sihirnya dan belum pernah tinggal bersama mereka, karena
Musa sebelumnya cukup lama menetap di Madyan, bagaimana mungkin Musa mengajrkan
sihir kepada mereka. Ternyata hal itu hanyalah propaganda Fir’aun untuk
menjegal dakwahnya Musa AS dan sikapanya yang tidak mau mengakui kekalahan.
Namun demikian para tukang sihir tetap teguh
dengan keimanannya, mereka tidak menghiraukan ancaman Fir’aun, bahkan mereka
memproklamorkan dengan suara lantang keimanan dan militansinya di hadapan
Fir’aun yang tiran dan arogan. Allah SWT berfirman :
72. Mereka berkata: "Kami sekali-kali tidak
akan mengutamakan kamu daripada bukti-bukti yang nyata (mukjizat), yang Telah
datang kepada kami dan daripada Tuhan yang Telah menciptakan Kami; Maka
putuskanlah apa yang hendak kamu putuskan. Sesungguhnya kamu Hanya akan dapat
memutuskan pada kehidupan di dunia Ini saja.
73. Sesungguhnya kami Telah
beriman kepada Tuhan kami, agar dia mengampuni kesalahan-kesalahan kami dan
sihir yang Telah kamu paksakan kepada kami melakukannya. dan Allah lebih baik
(pahala-Nya) dan lebih kekal (azab-Nya)".
Said
bin Jabir RA berkata : “Tatkala para tukang sihir sujud mereka melihat istana
dan mahligai tekah disediakan dan siap menyambut kedatangan mereka di syurga, karena itu mereka tidak
memperdulikan sedikitpun ancamn Fir’aun, bahkan mereka berani melontarkan
kebenaran di hadan Fir’aun.
Akhirnya
Fir’aun merealisasikan ancamannya dengan menyalib mereka dan mengamputasi
silang kaki dan tangan mereka, dan mengeksekusi mereka dengan keji, meskipun
demikian para tukang sihir tidak goyah sedikitpun sehingga mereka menjadi
syuhada yang berlimpah kebajikan dan keridoan Allah SWT. Dalam
hal ini Ibnu Abbas RA berkata :
"كانوا من أول النهار سحرة، فصاروا
من آخره شهداء بررة".
“Siang
hari mereka masih menjadi tukang sihir, sore harinya menjadi syuhada”
DIALOG MUSA DENGAN FIRAUN DALAM AL-QUR’AN
49. Berkata Fir'aun: "Maka siapakah Tuhanmu
berdua, Hai Musa?[924].
50. Musa berkata: "Tuhan kami ialah (Tuhan)
yang Telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya, Kemudian
memberinya petunjuk[925].
51. Berkata Fir'aun: "Maka bagaimanakah
keadaan umat-umat yang dahulu?"
52. Musa menjawab: "Pengetahuan tentang itu
ada di sisi Tuhanku, di dalam sebuah kitab[926], Tuhan kami tidak akan salah
dan tidak (pula) lupa;
53. Yang Telah menjadikan bagimu bumi sebagai
hamparan dan yang Telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-ja]an, dan
menurunkan dari langit air hujan. Maka kami tumbuhkan dengan air hujan itu
berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam.
54. Makanlah dan gembalakanlah
binatang-binatangmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu, terdapat tanda-tanda
kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berakal.
55. Dari bumi (tanah) Itulah kami menjadikan kamu
dan kepadanya kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya kami akan
mengeluarkan kamu pada kali yang lain,
56. Dan Sesungguhnya kami Telah perlihatkan
kepadanya (Fir'aun) tanda-tanda kekuasaan kami semuanya[927] Maka ia
mendustakan dan enggan (menerima kebenaran).
57. Berkata Fir'aun: "Adakah kamu datang kepada
kami untuk mengusir kami dari negeri kami (ini) dengan sihirmu, Hai Musa?
58. Dan kamipun pasti akan mendatangkan (pula)
kepadamu sihir semacam itu, Maka buatlah suatu waktu untuk pertemuan antara
kami dan kamu, yang kami tidak akan menyalahinya dan tidak (pula) kamu di suatu
tempat yang pertengahan (letaknya).
59. Berkata Musa: "Waktu untuk pertemuan
(Kami dengan) kamu itu ialah di hari raya dan hendaklah dikumpulkan manusia
pada waktu matahari sepenggalahan naik".
60. Maka Fir'aun meninggalkan (tempat itu), lalu
mengatur tipu dayanya, Kemudian dia datang[928].
61. Berkata Musa kepada mereka: "Celakalah
kamu, janganlah kamu mengada-adakan kedustaan terhadap Allah, Maka dia
membinasakan kamu dengan siksa". dan Sesungguhnya Telah merugi orang yang
mengada-adakan kedustaan.
62. Maka mereka berbantah-bantahan tentang urusan
mereka di antara mereka dan mereka merahasiakan percakapan (mereka).
63. Mereka berkata: "Sesungguhnya dua orang
Ini adalah benar-benar ahli sihir yang hendak mengusir kamu dari negeri kamu
dengan sihirnya dan hendak melenyapkan kedudukan kamu yang utama[929].
64. Maka himpunkanlah segala daya (sihir) kamu
sekalian, Kemudian datanglah dengan berbaris. dan Sesungguhnya beruntunglah
oran yang menang pada hari ini[930].
65. (Setelah mereka berkumpul) mereka berkata:
"Hai Musa (pilihlah), apakah kamu yang melemparkan (dahulu) atau kamikah
orang yang mula-mula melemparkan?"
66. Berkata Musa: "Silahkan
kamu sekalian melemparkan". Maka tiba-tiba tali-tali dan tongkat-tongkat
mereka, terbayang kepada Musa seakan-akan ia merayap cepat, lantaran sihir
mereka.
67. Maka Musa merasa takut dalam
hatinya.
68. Kami berkata: "Janganlah
kamu takut, Sesungguhnya kamulah yang paling unggul (menang).
69. Dan lemparkanlah apa yang ada
ditangan kananmu, niscaya ia akan menelan apa yang mereka perbuat.
"Sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya tukang sihir
(belaka). dan tidak akan menang tukang sihir itu, dari mana saja ia
datang".
70. Lalu tukang-tukang sihir itu
tersungkur dengan bersujud, seraya berkata: "Kami Telah percaya kepada
Tuhan Harun dan Musa".
71. Berkata Fir'aun: "Apakah
kamu Telah beriman kepadanya (Musa) sebelum Aku memberi izin kepadamu sekalian.
Sesungguhnya ia adalah pemimpinmu yang mengajarkan sihir kepadamu sekalian.
Maka Sesungguhnya Aku akan memotong tangan dan kaki kamu sekalian dengan
bersilang secara bertimbal balik[931], dan Sesungguhnya Aku akan menyalib kamu
sekalian pada pangkal pohon kurma dan Sesungguhnya kamu akan mengetahui siapa
di antara kita yang lebih pedih dan lebih kekal siksanya".
72. Mereka berkata: "Kami
sekali-kali tidak akan mengutamakan kamu daripada bukti-bukti yang nyata
(mukjizat), yang Telah datang kepada kami dan daripada Tuhan yang Telah
menciptakan Kami; Maka putuskanlah apa yang hendak kamu putuskan. Sesungguhnya
kamu Hanya akan dapat memutuskan pada kehidupan di dunia Ini saja.
73. Sesungguhnya kami Telah
beriman kepada Tuhan kami, agar dia mengampuni kesalahan-kesalahan kami dan
sihir yang Telah kamu paksakan kepada kami melakukannya. dan Allah lebih baik
(pahala-Nya) dan lebih kekal (azab-Nya)".
74. Sesungguhnya barangsiapa
datang kepada Tuhannya dalam keadaan berdosa, Maka Sesungguhnya baginya neraka
jahannam. ia tidak mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup[932].
75. Dan barangsiapa datang kepada
Tuhannya dalam keadaan beriman, lagi sungguh-sungguh Telah beramal saleh, Maka
mereka Itulah orang-orang yang memperoleh tempat-tempat yang Tinggi (mulia),
76. (yaitu) syurga 'Adn yang
mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya. dan itu adalah
balasan bagi orang yang bersih (dari kekafiran dan kemaksiatan).
[924] setelah nabi Musa a.s. dan
nabi harus a.s mendapat perintah dari Allah s.w.t. pergilah mereka kepada
Fir'aun dan terjadilah soal-jawab sebagai yang disebutkan pada ayat 49 dan ayat
berikutnya.
[925] Maksudnya: memberikan akal,
instink (naluri) dan kodrat alamiyah untuk kelanjutan hidupnya masing-masing.
[926] Maksudnya: Lauh Mahfuzh.
[927] yang dimaksud dengan
tanda-tanda di sini ialah tanda-tanda kenabian Musa di surat Al Isra'. pada
pertemuan antara nabi Musa a.s. dengan Fir'aun ini, yang diperlihatkan baru
dua, yaitu tongkat nabi Musa a.s. menjadi ular dan tangannya menjadi putih
cemerlang.
[928] Maksudnya: setelah Fir'aun
mengatur tipu dayanya dan waktu untuk pertemuan Telah datang yaitu hari raya,
Maka Fir'aun bersama pengikut-pengikut nya datanglah ketempat yang ditentukan
itu.
[929] Maksudnya: kedatangan Musa
a.s dan Harun a.s. ke Mesir itu ialah hendak menggantikan kamu sebagai Penguasa
di Mesir. sebagian ahli tafsir mengartikan thariqah di sini dengan keyakinan
(agama).
[930] maksud Hari ini ialah hari
berlangsungnya pertandingan.
[931] Maksudnya: tangan kanan dan
kaki kiri dan sebaliknya.
[932] maksud tidak mati ialah dia
selalu merasakan azab dan maksud tidak hidup ialah hidup yang dapat
dipergunakannya untuk bertaubat.
قال فمن
ربكما يا موسى قال الذي أعطى كل شيء خلقه ثمَّ هدى, yaitu memberikan kepada makhluk-NYA segala sesuatu yang dibutuhkannya, atau
menganugrahkannya bentuk ciptaan yang sesuai dengan kegunaan yang menyertainya,
seperti mata untuk melihat, telinga untuk mendengar, lidah untuk merasakan,
tangan, kaki untuk manfaat dan kegunaan lainnya. } ثمَّ هدى{, mengetahui bagaimana beradaptasi
dengan apa yang telah diberikannya dan bagaiman menggunakannya.
Imam Zamakhsyary berkata : Allah menanggapi apa
yang menajdi pertanyaan Fir’aun dengan jawaban yang ringkas, bernas dan
pamungkas, }قال فما بال القرون الأولى{, Fir’aun bertanya tentang bagaimana umat-umat
yang terdahulu, lalu dijawab oleh Allah bahwa jawaban atas pertanyaan tersebut
bukanlah kewenangan para Rasul, tetapi mutlak kewenangan Allah SWT, }قال علمها عند ربي في كتابٍ لا يضل ربي ..{, jauh dari kebenaran dalam mengetahui segala
sesuatu, }ولا ينسى{, tidak mengetahuinya karena lupa dan sesat
adalah sifat dari makhluk Allah SWT.
Kemudian setelah itu Allah berfirman : الذي جعل لكم الأرض مهداً, hamparan yang mudah dilewati untuk berjalan dan berkendaraan dalam
mencari rizki, وسلك لكم فيها سبلاً, kalian dapat berjalan padanya, karena itu Allah
tidak menjadikan bagian bumi ini seluruhnya pegunungan, dan tidak menjadikan
seluruhnya lautan, tapi ada yang berair
ada yang kering, ada gunung ada lembah, وانزل من
السماء ماءً فأخرجنا به أزواجاً من نباتٍ شتى, berbeda-beda dalam ukuran panjang-pendeknya, warna dan rasanya,
kadar manis dan masamnya كلوا وارعوا أنعامكم diizinkan untuk mengambil manfaatnya,
diperbolehkan untuk dimakan sebagiannya dan diolah untuk makanan hewan sebagian
lainnya إن في ذلك لآيات لأولي النهى bumi yang
terbentang memudahkan untuk mencari penghidupan, curah hujan yang menumbhkan
aneka tanaman, semua itu adalah bukti bagi orang-orang yang berakal.
Dalam firman Allah فأخرجنا adalah peralihan dari kalimat katakerja orang ketiga menjadi kata
kerja orang kedua, sehingga tidak dikatakan فأخرج karena semata ingin menegaskan bahwasanya Allah adalah
Tuhan yang ditaati, dimana segala sesuatu yang beraneka ragam tunduk kepada
perintah dan kehendak-NYAm dan tidak ada sesuatupu yang dapat mencegah
keinginan-NYA, sebagaimana firman Allah berikut ini :
99. Dan dialah yang menurunkan air hujan dari
langit, lalu kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan Maka
kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. kami keluarkan
dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma
mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami
keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa.
perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah)
kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan
Allah) bagi orang-orang yang beriman.
27. Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah
menurunkan hujan dari langit lalu kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan
yang beraneka macam jenisnya. dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis
putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat.
60. Atau siapakah yang Telah menciptakan langit
dan bumi dan yang menurunkan air untukmu dari langit, lalu kami tumbuhkan
dengan air itu kebun-kebun yang berpemandangan indah, yang kamu sekali-kali
tidak mampu menumbuhkan pohon-pohonnya? apakah disamping Allah ada Tuhan (yang
lain)? bahkan (sebenarnya) mereka adalah orang-orang yang menyimpang (dari
kebenaran).
Kemudian Nabi Musa
menjelaskan tentang kebangkitan yang dilakukan oleh Allah kepada setiap
makhluknya منها خلقناكم وفيها نعيدكم
ومنها نخرجكم تارةً أخرى agar Fir’aun melihat bahwasanya tidak ada Ilah yang mampu
menciptakan dan mengulangi ciptaannya, dan mendatangkan bahan bakunya dari muka
bumi, sebagaimana firman Allah dalam surat
Al-Mu’minun :
12. Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan
manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
Dan Kita akan kembali
ke bumi, sehingga menjadi satu kembali
seperti sediakala, kemudian kita akan dibangkitkan kembali oleh Allah SWT dari
muka bumi ini.
AL-QUR’AN DAN SIHIR
ولقد
أريناه آياتنا كلها فكذب وأبى , Allah SWT menjelaskan kepada kita bahwa Fir’aun
telah melihat ayat-ayat Allah dan telah mengetahui kebenarannya, lalu Ia
mendustakannya karena kezalimannya dan enggan tunduk dan menerimanya. Ayat-ayat
yang dimaksud adalah ayat-ayat yang menegaskan tentang tauhid dan kenabian. Ayat-ayat tauhid sebagaimana yang
telah djelaskan sebelumnya, sedangkan ayat-ayat kenabian terdiri dari sembilan
perkara, yaitu tongkat, tangan, terbelahnya lautan, terpancarnya air dari
bebatuan, jarad, qummal, dhafaadi’, darah dan nataq al jabal. Kesembilan
perkara itu disebut dengan ayat nubuwwah.
قال
أجئتنا لتخرجا من أرضنا بسحرك يا موسى , sebagian ahli tafsir berkata : ayat tersebut di atas
menggambarkan ketakutan Fir’aun terhadap Nabi Musa, Ia sadar dan yakin kalau
Musa berada di atas kebenaran dan pasti kelak akan menggulingkan kekuasaannya
dengan sihirnya. Ketika Musa bertemu para tukang sihir di suatu tempat yang
telah disepakati Ia berkata kepada mereka ويلكم لا
تفتروا على الله كذباً فيسحتكم بعذابٍ وقد خاب من افترى janganlah kalian menyebut ayat-ayat Allah dan
mukjizat-NYA dengan sihir, karena jika kalian lakukan hal itu, maka kalian akan
mendapatkan adzab dari-NYA dan hidup kalian akan sia-sia, nasehat dan
peringatan Musa kepada mereka ternyata cukup epektif, para tukang sihir
kemudian menjadi pembela-pembelanya setelah sebelumnya menjadi penentangnya.
Ketika mereka mulai menyihir tali temali berubah menjadi ular Musa tampak
menyimpan rasa takutnya, lalu Allah berfirman kepadanya لا تخف إنك أنت الأعلى karena engkau berada di atas kebenaranm siapapun yang
berada di atas kebenaran maka Ia menjadi orang yang paling mulia, hal ini
merupakan isyarat bahwa Musa akan menang terhadap Fir’aun dan kroni-kroninya,
karena itu Allah berfirman lagi kepada Musa :
139. Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah
(pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling Tinggi
(derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.
Setelah para tukang sihir
beriman dan mereka diancam oleh Fir’aun dengan
berbagai macam siksaan dengan lantang mereka berkata kepada Fir’aun :
72. Mereka berkata: "Kami sekali-kali tidak
akan mengutamakan kamu daripada bukti-bukti yang nyata (mukjizat), yang Telah
datang kepada kami dan daripada Tuhan yang Telah menciptakan Kami; Maka
putuskanlah apa yang hendak kamu putuskan. Sesungguhnya kamu Hanya akan dapat
memutuskan pada kehidupan di dunia Ini saja.
73. Sesungguhnya kami Telah beriman kepada Tuhan
kami, agar dia mengampuni kesalahan-kesalahan kami dan sihir yang Telah kamu
paksakan kepada kami melakukannya. dan Allah lebih baik (pahala-Nya) dan lebih
kekal (azab-Nya)".
Kata-kata para tukang sihir tersebut sangat menyentuh dan
mengandung hikmah yang berharga, yang keluar dari oarang-orang yang telah terpenuhi
hatinya dengan kebenaran, oleh sebab itulah mereka siapamenghadapi segala
resikonya, sampai tangan dan kaki mereka dipotong silang, petunjuk dan
kebenaran yang telah mereka saksikan tidak berpengaruh sedikitpun terhadap
Fir’aun untuk mengimani Tuhan yang telah menciptakan mereka. Karena itu mereka
berkata kepada Fir’aun : “Putuskan sesukamu dan lakukaku apa yang kau inginkan,
engkau hanya menghakimi kehidupan yang sementara ini, kita bertemu nanti
setelah kita mati dan kita lihat balasan kita masing-masing, kami tidak bisa
mengalahkan kehidupan yang abadi hanya demi kehidupan yang sementara,
sesungguhnya kami beriman kepada Rabb kami agar Dia mengampuni
kesalahan-kesalahn kami, dan mengampuni apa yang engkau paksakan kepada kami
melakukan perbuatan sihir, dan Allah SWT lebih bauik darimu dan lebih kekal,
Dia sangatlah patut untuk diimani.
Kemudian para tukang sihir tersebut mengakhiri nasehat mereka
terhadap Fir’aun seraya berkata :
74.
Sesungguhnya barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan berdosa,
Maka Sesungguhnya baginya neraka jahannam. ia tidak mati di dalamnya dan tidak
(pula) hidup[932].
75.
Dan barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan beriman, lagi sungguh-sungguh
Telah beramal saleh, Maka mereka Itulah orang-orang yang memperoleh
tempat-tempat yang Tinggi (mulia),
[932]
maksud tidak mati ialah dia selalu merasakan azab dan maksud tidak hidup
ialah hidup yang dapat dipergunakannya untuk bertaubat.
Melalui Nasehat ini Fir’aun
diingatkan bahwa dirinya tidak akan mati sebagimana layaknya orang mati di
dunia, tetapi keadaannya antara mati dan hidup. Tidak dapat istirahat dari
adzab, tidak menikmati istirahat kematian dan juga tidak merasakan nikmatnya
kehidupan. Sebaliknya barang siapa yang mengimani kehidupan setelah mati, dan
tsiqh kepada Allah SWT, ia akan mersakan ringannya beban kehidupan, apapun yang
menimpanya di jalan keimanannya. “Ya Allah kokohkanlah iman kami, kuatkanlah
keyakinan kami, mantapkanlah tekad kami, sebagaimana Engkau mantapkan tekad
orang-orang beriman kepada Nabi Musa, yaitu para tukang sihir Fir’aun, sehingga
mereka tidak peduli dengan ancaman Fir’aun dan kekejamannya, tidak ada rasa
takut pada diri mereka kecuali kepada Engkau Ya Allah, mereka telah menjadikan
keagungan-MU di atas segala keagungan, dan kemuliaan-MU di astas segala
kemuliaan. Dan mereka menjadi tauladan tertinggi dalam hal pengorbanan dan
keluhuran, mereka adalah contoh dan teladan yang baik.
*******************
52. Dan kami wahyukan (perintahkan) kepada Musa:
"Pergilah di malam hari dengan membawa hamba-hamba-Ku (Bani Israil),
Karena Sesungguhnya kamu sekalian akan disusuli".
Besar kemungkinan mengapa Allah SWT mewahyukan kepada Nabi Musa AS
untuk memerintahkannya hijrah, hal itu disebabkan bahwasanya musuh Allah
Fir’aun akan menganiyayanya habis-habisan setelah peristiwa berimannya para
tukang sihirnya, karena keimanan mereka telah membuatnya marah, sehingga mereka
diancam dipotong tangan dan kakinya, lalu disalib di atas pohon, hal itu
menunjukan bahwa telah menjadi sunnah yang umum bila Allah SWT mengijinkan
Rasul-NYA hijrah demi menghindari penganiyaan musuh, dan menyelamatkan orang-orang
mu’min dari bencana yang menimpa agamanya.
Kemudian tatkala Fir’aun
dan bala tentaranya memburu Musa dalam hijrahnya, untuk menganiyaya
dirinya dan pengikutnya, Allah SWT telah merencanakan Fir’aun dan
balatentaranya akan ditenggelamkan, sementara Musa dan pengikutnya akan
diselamatkan. Hal
ini juga dapat dikatakan sebagai sebab mengapa Allah SWT perintahkan nabi Musa
untuk berhijrah.
Sedangkan jalan kering di dasar laut merah
yang dilewati Nabi Musa dan Fir’aun tidak diketahui secara pasti dimana
titiknya, namun bila dikaitkan dengan lebar terusan swiss yang ada sekarang ini
jarak yang ditempuh oleh Nabi Musa cukup jauh, sebab dengan mengendarai kapal
saja memakan waktu sembilan jam.
63.
Lalu kami wahyukan kepada Musa: "Pukullah lautan itu dengan
tongkatmu". Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah
seperti gunung yang besar.
Ayat tersebut menjelaskan bahwa setelah Nabi
Musa memukulkan tongkatnya ke tep lautan, maka tiba-tiba terbelahlah lautan
tersebut dan terbentanglah jalan yang kering yang menghubungkan kedua garis
pantai, lalu Nabi Musa dipesankan oleh Allah agar jangan takut dan khawatir tertangkap oleh
Fir’aun, sebagaimana firman-NYA :
”kamu tak usah khawatir akan tersusul dan
tidak usah takut (akan tenggelam)". (QS Thaha : 77)
Lalu Fir’aunpun mengejar Nabi Musa dan
menyebrang lautan, sesampainya di tengah lautan lautan kembali menyatu dan
menenggelamkan Fir’aun dan balatentaranya, mereka menjadi tersesat dan tidak
mendapatkan petunjuk lantaran ulah Fir’aun, sebagaimana firman Allah :
78.
Maka Fir'aun dengan bala tentaranya mengejar mereka, lalu mereka ditutup
oleh laut yang menenggelamkan mereka.
79.
Dan Fir'aun Telah menyesatkan kaumnya dan tidak memberi petunjuk.
LANGKAH-LANGKAH STRATEGIS NABI MUSA AS
1. Himabuan Nabi Musa kepada pengikutnya
untuk bersabar.
Fir’aun telah melihat ayat-ayat yang telah
dibawa oleh Nabi Musa AS, kemudian Fir’aun menyatakan bahwa dirinya tidak butuh
terhadap apa yang dibawa oleh Nabi Musa AS. Oleh karena itu Fir’aun menunjukan
kekufurannya dan pembangkangannya, dan mempengaruhi kaumnya untuk mengambil
tindakan terhadap Nabi Musa AS. Ini awal kerusakan yang menyebabkan kerusakan
yang lainnya. Fir’aun semakin ”gerah” dengan dakwahnya Nabi Musa AS, dan
mengancam Nabi Musa dan pengikutnya dengan membunuh anak-anaknya dan
mempermalukan kaum wanitanya, untuk merealisasikan semua itu Fir’aun pun
membuat maklumat dan programnya. Bani Israil mengeluhkan keadaan ini kepada
Nabi Musa AS, dan Nabi Musapun mewasiatkan mereka dangn kesabaran atas segala
kezaliman yang menimpa mereka, dan memohon pertolongan kepada Allah SWT agar
kuat memikul ujian, serta menjanjikan mereka dengan akibat kesudahan yang baik
jika mereka bertakwa, sebagaimana firman Allah :
127. Berkatalah pembesar-pembesar dari kaum
Fir'aun (kepada Fir'aun): "Apakah kamu membiarkan Musa dan kaumnya untuk
membuat kerusakan di negeri Ini (Mesir) dan meninggalkan kamu serta
tuhan-tuhanmu?". Fir'aun menjawab: "Akan kita bunuh anak-anak lelaki
mereka dan kita biarkan hidup perempuan-perempuan mereka; dan Sesungguhnya kita
berkuasa penuh di atas mereka".
128.
Musa Berkata kepada kaumnya: "Mohonlah pertolongan kepada Allah dan
bersabarlah; Sesungguhnya bumi (ini) kepunyaan Allah; dipusakakan-Nya kepada
siapa yang dihendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya. dan kesudahan yang baik adalah
bagi orang-orang yang bertakwa."
129.
Kaum Musa berkata: "Kami Telah ditindas (oleh Fir'aun) sebelum kamu
datang kepada kami dan sesudah kamu datang[556]. Musa menjawab:
"Mudah-mudahan Allah membinasakan musuhmu dan menjadikan kamu khalifah di
bumi(Nya), Maka Allah akan melihat bagaimana perbuatanmu[557].
[556]
mereka mengeluh kepada Musa a.s. bahwa nasib mereka sama saja; baik
sebelum kedatangan Musa a.s. untuk menyeru mereka kepada agama Allah dan
melepaskan mereka dari perbudakan Fir'aun, maupun sesudahnya. Ini menunjukkan
kekerdilan jiwa dan Kelemahan daya juang pada mereka.
[557]
Maksudnya: Allah akan membalas perbuatanmu, yang baik dibalas dengan
yang baik, dan yang buruk dibalas dengan yang buruk.
2. Orang beriman dari kalangan keluarga
Fir’aun memperingati kaumnya
Fir’aun merasa sempit dan sesak dengan
dakwahnya Nabi Musa AS, maka Iapun menggelar konferensi untuk membunuh Musa dan
menyelamatkan kaumnya dari pengaruh dakwah dan kerusakannya – menurut persepsi
Fir’aun. Allah SWT berfirman :
26. Dan Berkata Fir'aun (kepada
pembesar-pembesarnya): "Biarkanlah Aku membunuh Musa dan hendaklah ia
memohon kepada Tuhannya, Karena Sesungguhnya Aku khawatir dia akan menukar
agamamu atau menimbulkan kerusakan di muka bumi".
Tatkala Fir’aun dan bala tentaranya sedang
merundingkan sikap dan tindakan mereka terhadap Nabi Musa AS, tiba-tiba ada
seseorang yang menyembunyikan keimanannya dan ikut serta dalam forum tersebut,
Ia harus membela Musa, Ia tidak rela bila seseorang yang menyatakan Tuhanku
Allah dibunuh. Kenudian Ia mengingatkan mereka tentang adzab Allah dan
ketegasan siksa-NYA di dunia, sebagaimana yang telah terjadi pada umat
terdahulu karena kejahatan yang mereka lakukan. Dan juga mengingatkan mereka
tentang adzab akherat, serta mengingatkan mereka bahwa dakwahnya Nabi Musa AS
bukanlah hal yang baru, karena Nabi Yusuf AS juga telah melakukannya kepada
kaumnya. Camkanlah beberapa ayat berikut ini :
28.
Dan seorang laki-laki yang beriman di antara pengikut-pengikut Fir'aun
yang menyembunyikan imannya berkata: "Apakah kamu akan membunuh seorang
laki-laki Karena dia menyatakan: "Tuhanku ialah Allah padahal dia Telah
datang kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan dari Tuhanmu. dan jika ia
seorang pendusta Maka dialah yang menanggung (dosa) dustanya itu; dan jika ia
seorang yang benar niscaya sebagian (bencana) yang diancamkannya kepadamu akan
menimpamu". Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang melampaui
batas lagi pendusta.
29.
(Musa berkata): "Hai kaumku, untukmulah kerajaan pada hari Ini
dengan berkuasa di muka bumi. siapakah yang akan menolong kita dari azab Allah
jika azab itu menimpa kita!" Fir'aun berkata: "Aku tidak mengemukakan
kepadamu, melainkan apa yang Aku pandang baik; dan Aku tiada menunjukkan
kepadamu selain jalan yang benar".
30.
Dan orang yang beriman itu berkata: "Hai kaumku, Sesungguhnya Aku
khawatir kamu akan ditimpa (bencana) seperti peristiwa kehancuran golongan yang
bersekutu.
31.
(yakni) seperti keadaan kaum Nuh, 'Aad, Tsamud dan orang-orang yang
datang sesudah mereka. dan Allah tidak menghendaki berbuat kezaliman terhadap
hamba-hamba-Nya.
32.
Hai kaumku, Sesungguhnya Aku khawatir terhadapmu akan siksaan hari
panggil-memanggil[1321].
33.
(yaitu) hari (ketika) kamu (lari) berpaling ke belakang, tidak ada
bagimu seorangpun yang menyelamatkan kamu dari (azab) Allah, dan siapa yang
disesatkan Allah, niscaya tidak ada baginya seorangpun yang akan memberi
petunjuk.
[1321]
hari kiamat itu dinamakan hari panggil memanggil Karena orang yang
berkumpul di padang mahsyar sebagian memanggil sehagian yang lain untuk meminta
tolong.
34.
Dan Sesungguhnya Telah datang Yusuf kepadamu dengan membawa
keterangan-keterangan, tetapi kamu senantiasa dalam keraguan tentang apa yang
dibawanya kepadamu, hingga ketika dia meninggal, kamu berkata: "Allah
tidak akan mengirim seorang (rasulpun) sesudahnya. Demikianlah Allah menyesatkan
orang-orang yang melampaui batas dan ragu-ragu.
3. Sang Mu’min menyeru kepada keselamatan
Fir’aun dan kaumnya tenggelam dalam
kesesatan, seorang Mu’min senantias menyerukan mereka ke jalan yang benar dan
lurus, lalu mereka dinasehati agar tidak terpedaya dengan dunia yang fana ini,
tetapi beramal untuk akherat negeri kekal nan abadi, begitulah Allah membalas
kejahatan dengan balasan yang setimpal. Kemudian sang Mu’min tersebut mencela
dakwah Fir’aun kepada kekufuran, Tuhan-tuhan yang mereka sembah tidak
bermanfaat di dunia dan tidak mendatangkan syafaat di akherat, lalu mereka
diingatkan bahwa nanti akan tiba masanya mereka akan teringat dengan nasehat
ini.
Sang Mu’min tersebut menyerahkan perkara ini
kepada Allah, berkaitan dengan keinginan mereka membunuh Nabi Musa As.
Kesudahan Nabi Musa adalah kebahagiaan dan kesudahan Fir’aun adalah
kesengsaraan. Al-Qur’an menjelaskan seruan yang diarahkan dengan gaya bahasa
yang menarik. Camkanlah firman Allah berikut ini :
38. Orang yang beriman itu berkata: "Hai
kaumku, ikutilah aku, Aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang benar.
39.
Hai kaumku, Sesungguhnya kehidupan dunia Ini hanyalah kesenangan
(sementara) dan Sesungguhnya akhirat Itulah negeri yang kekal.
40.
Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, Maka dia tidak akan dibalasi
melainkan sebanding dengan kejahatan itu. dan barangsiapa mengerjakan amal yang
saleh baik laki-laki maupun perempuan sedang ia dalam keadaan beriman, Maka
mereka akan masuk surga, mereka diberi rezki di dalamnya tanpa hisab.
41.
Hai kaumku, bagaimanakah kamu, Aku menyeru kamu kepada keselamatan,
tetapi kamu menyeru Aku ke neraka?
42.
(Kenapa) kamu menyeruku supaya kafir kepada Allah dan
mempersekutukan-Nya dengan apa yang tidak kuketahui padahal Aku menyeru kamu
(beriman) kepada yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun?
43.
Sudah pasti bahwa apa yang kamu seru supaya Aku (beriman) kepadanya
tidak dapat memperkenankan seruan apapun baik di dunia maupun di akhirat[1323].
dan Sesungguhnya kita kembali kepada Allah dan Sesungguhnya orang-orang yang
melampaui batas, mereka Itulah penghuni neraka.
44.
Kelak kamu akan ingat kepada apa yang kukatakan kepada kamu. dan Aku
menyerahkan urusanku kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha melihat akan
hamba-hamba-Nya".
45.
Maka Allah memeliharanya dari kejahatan tipu daya mereka, dan Fir'aun
beserta kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk.
[1323]
Maksudnya: tidak dapat menolong baik di dunia maupun di akhirat.
4. AROGANSI FIR’AUN
Fir’an terus dalam kesesatannya, dan merasa
tersanjung dan bangga dengan kekuasaannya, karena itu Ia kerap mengumpulkan rakyatnya seraya
berkata : ”Wahai rakyatku bukankah aku ini penguasa Mesir dan pemegang hak veto
untuk memerintah dan melarang apapun dan siapapun di negeri ini? Bukankah
sungau Nil dan anak-anak sungainya mengalir dibawah Istana kerajaanku ? Bukan
aku lebih baik dari Musa yang hina itu? Bukankah Musa tidak memiliki
tanda-tanda kepemimpinan, lalu untuk apa kalian mengikutinya? Kalau di
benar-benar seorang pemimpin, mengapa tidak ada para malaikat yang
mengiringinya? Sesungguhnya apa yang dimiliki Musa tidak ada apa-apanya
dibanding kekuasaanku! Sperti inilah gaya orang-orang yang pongah dan arogan
yang menghina dan melecehkan para penyeru kebenaran di setiap tempat dan zaman,
dari dulu hingga sekarang.
5. FIR’AUN DAN BALA TENTARANYA DITIMPA DENGAN
9 FENOMENA AZAB DAN PENDERITAAN
Tatkala Fir’aun semakin bangga dan arogan
dengan dosa-dosanya, dan tidak menggubris perintah Allah SWT, dan terus menerus
mendustakan Nabi Musa AS dan menganiaya rakyatnya Bani Israil. Maka Allah SWT
memerintahkan kepada Nabi Musa AS untuk menyampaikan kepada Fir’aun bahwa Ia
dan balatentaranya serta kaumnya akan ditimpakan azab yang pedih, sementara
mereka bila mendapatkan azab dari Allah SWT, mereka datang menjumpai Nabi Musa
AS dan meminta kepadanya agar Tuhannya segera menghentikan azab tersebut,
mereka berjanji bila azab dihentikan mereka akan beriman dan tidak menyakiti
pengikutnya orang-orang beriman, namun apabila azab itu benar-benar telah
dicabut, mereka tetap kembali menyimpang dari jalan Allah SWT, mereka ingkari
janjinya, dan tetap membangkang kepada Allah SWT. Padahal Allah SWT telah
seringkali mengirimkan azab kepada mereka, sebagai peringatan atas mereka, agar
mereka kembali ke jalan yang benar.
Ada sembilan fenomena yang dikirim oleh Allah
SWT sebagai azab terhadap Fir’aun dan kaumnya :
1. Kekeringan dan paceklik, (Al-Qahthu wal
jadab), dimana sawah dan ladang tidak menumbuhkan tanaman sedikitpun, dan hal
ini digambarkan dalam Al-Qur’an berlangsung ”siniiiin”, yaitu beberapa tahun
lamanya.
2. Kekurangan buah-buahan (An-naqshu
minatstsamaraat), yaitu sangat sedikit sekali pohon-pohon yang berbuah, akibat
musim paceklik.
3.
Angin badai (At-Thuufaan), yaitu banyaknya curah hujan yang merusak
tanaman dan buah-buahan, dan meluapnya sungai Nil yang mengakibatkan terjadinya
bencana banjir, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas RA.
4.
Hama wereng atau belalang (Al-Jarad), sesungguhnya Allah SWT telah
mengirim hama tersebut dengan jumlah yang sangat besar, sehingga menutupi
seluruh tanaman dan menghalanginya dari cahaya matahari, dan seluruh tanaman
mati dan rusak binasa, tanpa satupun yang tersisa.
5.
Ulat (Al-Qummal), yaitu sejenis hama ulat yang merusak bibit dan biji
tanaman, juga disebut dengan hama nyamuk (Al-Ba’uudh) yang telah mengerubungi
tempat tidur mereka, sehingga mereka tidak dapat beristirahat dan hidup dengan
tenang.
6.
Katak (Adhofaadi’), hewan ini berkembang biak dalam waktu singkat dengan
jumlah yang sangat banyak, dan selalu hinggap di atas makanan dan bejana
mereka, hinggap di atas tempat tidur dan pakaian mereka.
7.
Darah (Al-dam), fenomena ini merupakan tanda-tanda yang sangat jelas,
air yang ada telah berubah menjadi darah, baik air yang ada di sumur-sumur
maupun air yang ada di sungai-sungai. Bani Isra’il tidak pernah mendapatkan
bencana seperti bencana darah yang satu ini.
8.
Al-’Asha (tongkat), tanda yang satu ini memang bukan terkait dengan
adzab, tetapi mukjizat yang diberikan oleh Allah kepada Nabi Musa AS, yang
berubah menjadi ular yang hidup dan bergerak.
9.
Al-Yad (tangan), ini juga mukjizat, yaitu ketika Nabi Musa AS memasukan
tangannya ke saku bajunya, sehingga terpancar cahaya daripadanya.
Kesembilan tanda-tanda tersebut dijelaskan
oleh Allah SWT dalam firmanNYA :
101. Dan Sesungguhnya kami Telah memberikan kepada
Musa sembilan buah mukjizat yang nyata[869], Maka tanyakanlah kepada Bani
Israil, tatkala Musa datang kepada mereka lalu Fir'aun Berkata kepadanya:
"Sesungguhnya Aku sangka kamu, Hai Musa, seorang yang kena sihir".
[869]
mukjizat yang sembilan itu ialah: tongkat, tangan, belalang, kutu,
katak, darah, taupan, laut, dan paceklik.
130. Dan
Sesungguhnya kami Telah menghukum (Fir'aun dan) kaumnya dengan (mendatangkan)
musim kemarau yang panjang dan kekurangan buah-buahan, supaya mereka mengambil
pelajaran.
131. Kemudian apabila datang kepada mereka
kemakmuran, mereka berkata: "Itu adalah Karena (usaha) kami". dan
jika mereka ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa
dan orang-orang yang besertanya. Ketahuilah, Sesungguhnya kesialan mereka itu
adalah ketetapan dari Allah, akan tetapi kebanyakan mereka tidak Mengetahui.
132. Mereka berkata: "Bagaimanapun kamu
mendatangkan keterangan kepada kami untuk menyihir kami dengan keterangan itu,
Maka kami sekali-kali tidak akan beriman kepadamu".
133. Maka kami kirimkan kepada mereka taufan,
belalang, kutu, katak dan darah[558] sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka
tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa.
[558] Maksudnya: air minum mereka beubah menjadi
darah.
Allah
mewahyukan kepada Nabi Musa dan saudaranya Harun Alaihimassalam agar keduanya
membuatkan untuk kaumnya bangunan rumah yang berbeda dari rumah-rumah orang
Qibty, agar mereka mudah dan cepat bergerak bila mereka diperintahkan untuk
berangkat, dan agar satu dengan yang lainnya dapat saling mengenali rumahnya
masing-masing. Allah berfirman :
87. Dan kami wahyukan kepada Musa dan saudaranya:
"Ambillah olehmu berdua beberapa buah rumah di Mesir untuk tempat tinggal
bagi kaummu dan jadikanlah olehmu rumah-rumahmu itu tempat shalat dan
Dirikanlah olehmu sembahyang serta gembirakanlah orang-orang yang
beriman".
Sebagian
Mufassir mengartikan ”Qiblah” pada ayat tersebut dengan ”masjid-masjid”, ada
juga yang menafsirkan tempat memperbanyak shalat, sebagaimana pendapat Mujahid,
Abu Malik, Ibrahim An-Nakh’i, Ar-Rabi’i, Adh-dhahhaak, Zaid bin Aslam, dan
putranya Abdurrahman. Inti maksudnya adalah meminta tolong dengan memperbanyak
shalat dalam menghadapi marabahaya, kesulitan dan penderitaan, sebagaimana
firman Allah :
45. Jadikanlah sabar dan shalat sebagai
penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi
orang-orang yang khusyu',
Adalah
Rasulullah SAW, apabila menghadapi persoalan langsung bersegera menunaikan
shalat. Sesungguhnya Bani Israil saat itu tidak bisa beribadah secara
terang-terangan di tengah masyarakat dan tempat ibadah mereka, karen itu merek
diperintah untuk shalat di rumah-rumah mereka, sebagai ganti dari shalat-shlat
mereka yang seharusnya dilakukan ditampakan sebagai syiar agama yang benar pada
masa itu. Hal itu terpaksa dilakukan karena takut kepada Fir’aun dan
ideologinya.
Nabi Musa AS
telah menyampaikan dakwahnya kepada musuh Allah Fir’aun, dan marah kepadanya
karena Allah sebagaimana firman Allah :
88. Musa berkata: "Ya Tuhan kami,
Sesungguhnya Engkau Telah memberi kepada Fir'aun dan pemuka-pemuka kaumnya
perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia, Ya Tuhan kami - akibatnya
mereka menyesatkan (manusia) dari jalan Engkau. Ya Tuhan kami, binasakanlah
harta benda mereka, dan kunci matilah hati mereka, Maka mereka tidak beriman
hingga mereka melihat siksaan yang pedih."
89. AlIah berfirman: "Sesungguhnya Telah
diperkenankan permohonan kamu berdua, sebab itu tetaplah kamu berdua pada jalan
yang lurus dan janganlah sekali-kali kamu mengikuti jalan orang-orang yang
tidak Mengetahui".
90. Dan kami memungkinkan Bani Israil melintasi
laut, lalu mereka diikuti oleh Fir'aun dan bala tentaranya, Karena hendak
menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Fir'aun itu Telah hampir
tenggelam berkatalah dia: "Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan
Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang
berserah diri (kepada Allah)".
Yang dimaksud
dengan ملأه adalah
kaumnya Fir’aun bangsa Qibti dan orang-orang yang berada di atas millah dan
agamanya, kemudian ayat yang berbunyi زينة وأموالاً في الحياة الدنيا ربنا ليضلوا عن سبيلك, maksudnya adalah perkara dunia yang memperdaya,
sehingga orang yang bodoh menganggap bahwasanya
mereka berada dalam keredoan Allah SWT, akan tetapi harta, perhiasan, leluasaan
dan kedudukan seluruhnya digunakan semata-mata untuk kepentingan dunia, bukan
kepentingan agama, mereka telah terkena fitnah dunia, mereka telah sesat dan menyesatkan.
ربنا اطمس على أموالهم, Nabi Musa AS memohon kepada Allah untuk membinasakan
harta benda mereka, ada juga yang mengatakan agar harta mereka dijadikan batu
yang terukir. Muhammad bin Kaab berkata : ”Harta mereka seluruhnya menjadi
batu”, واشدد على قلوبهم,
terpatri dan tercap hatinya, { فلا
يؤمنوا حتى يروا العذاب الأليم },
maka merekapun tetap tidak beriman sampai mereka melihat adzab yang pedih. Do’a
ini dipanjatkan Nabi Musa AS mencerminkan kemarahannya karena Allah dan karena
agamanya, ooleh karena itu Allah SWT mengabulkannya,
أجيبت دعوتكما فاستقيما ولا تتبعان سبيل الذين لا يعلمون
} { قد
"Sesungguhnya
Telah diperkenankan permohonan kamu berdua, sebab itu tetaplah kamu berdua pada
jalan yang lurus dan janganlah sekali-kali kamu mengikuti jalan orang-orang
yang tidak Mengetahui".